Pengaruh Terapi Madu Terhadap Penyembuhan Luka Diabetes Melitus : Literature Review

Authors

  • Ida Rosidawati Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
  • Bayu Brahmantia Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
  • Rifki Herdiansah Universitas Muhammadiyah TAsikmalaya
  • Inggitta Kanisa Oktiafani Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
  • Muhamad Faizal Algifari Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
  • Helena Putriani Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
  • Miftahul Falah Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Keywords:

Terapi madu, luka diabetes melitus, penyembuhan luka

Abstract

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik kronis yang dapat menimbulkan komplikasi serius, salah satunya ulkus diabetikum akibat gangguan sirkulasi dan infeksi. Penatalaksanaan luka diabetes memerlukan pendekatan farmakologis dan non-farmakologis, termasuk terapi madu yang memiliki sifat antibakteri, antiinflamasi, dan osmotik. Artikel ini bertujuan mengkaji efektivitas terapi madu terhadap penyembuhan luka pada pasien DM melalui tinjauan literatur terkini. Metode penelitian menggunakan desain literature review sistematis dengan protokol PRISMA. Data diperoleh dari Google Scholar, Portal Garuda, dan Science Direct menggunakan kata kunci “terapi madu”, “penyembuhan luka”, dan “diabetes melitus”. Artikel yang dianalisis dibatasi pada publikasi tahun 2020–2025, dengan kriteria inklusi mencakup studi Quasi Eksperimen dan RCT pada pasien dengan luka diabetes, serta tersedia dalam teks lengkap berbahasa Indonesia atau Inggris. Hasil analisis enam artikel menunjukkan bahwa terapi madu efektif menurunkan derajat luka, mempercepat pembentukan jaringan granulasi, dan meningkatkan epitelisasi. Kandungan bioaktif madu seperti enzim, antioksidan, dan nutrisi mempercepat regenerasi jaringan dan menghambat infeksi. Terapi madu terbukti sebagai alternatif pengobatan nonfarmakologis yang efektif dalam penyembuhan luka diabetes. Madu berpotensi dijadikan bagian dari protokol perawatan luka, terutama di layanan kesehatan primer. Namun, penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk menentukan jenis, dosis, frekuensi optimal, serta pengembangan produk balutan madu steril yang siap pakai untuk aplikasi klinis yang lebih luas.

Downloads

Published

2025-07-31